Pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur, Selasa (22/7/2014), menyerahkan dua kotak hitam yang ditemukan di lokasi kecelakaan jet penumpang
Malaysia Airlines MH17 kepada sejumlah pejabat Malaysia dalam sebuah konferensi pers.
Pada kesempatan itu, mereka juga mengumumkan gencatan senjata dalam radius 10 kilometer di sekitar lokasi kecelakaan demi memungkinkan para peneliti internasional dapat dengan mudah mengakses kawasan luas dia mana pesawat itu jatuh pada Kamis lalu.
"Kami telah memutuskan untuk menyerahkan kotak hitam kepada para ahli Malaysia," kata Alexander Borodai, yang menyatakan diri sebagai Perdana Menteri Republik Rakyat Donetsk, kepada wartawan.
Tim ahli Malaysia dan perwakilan kelompok separatis itu kemudian menandatangani sebuah protokol sebelum kotak berwarna oranye cerah itu diserahkan.
"Atas nama Pemerintah Malaysia, saya berterima kasih kepada Pemerintah Republik Donetsk karena menyerahkan kepada kami dua kotak hitam yang merupakan milik Malaysia," kata seorang anggota tim Malaysia tersebut. "Kami belum menemukan kotak hitam dari pesawat MH370 (yang hilang di atas Samudera Hindia pada Maret lalu). Jadi, (kami) sangat senang dapat menemukan yang ini. Saya melihat bahwa kotak hitam utuh dengan hanya sedikit kerusakan."
Salah satu dari tempat itu akan berisi semua percakapan di kokpit dan data penerbangan lain.
Namun, tidak jelas sejauh bergunanya kotak hitam itu dalam menentukan apa yang terjadi pada penerbangan tersebut, yang diyakini Kiev dan para pemimpin dunia telah ditembak jatuh oleh rudal dari darat ke udara.
Para pemberontak separatis yang didukung Rusia, yang mengontrol daerah di mana pesawat itu jatuh, diduga telah melepaskan rudal tersebut. Namun, mereka justru menyalahkan militer Ukraina.
Dunia internasional telah marah dengan dipersulitnya akses ke lokasi kecelakaan itu dan ketakutan pun muncul bahwa pemberontak telah merusak barang bukti.